
Mari kita introspeksi diri, apakah kita ikut-ikutan mengatur sesuatu yang bukan wewenang kita di dalamnya? Selama ini engkau sudah berusaha tapi kenyataannya belum berhasil kemudian tampaklah diwajahmu gurat kesedihan dan ketidaksabaran. Engkau merasa bahwa engkau mengandalkan usaha itu dan engkau yakin dengan usaha itu. Padahal usaha-usaha itu menjadi tidak berguna jika Allah tidak menghendakinya. Mengapa engkau yakin kepada usaha itu, tetapi tidak yakin kepada Allah? Mengapa engkau tidak yakin terhadap Allah terlebih dahulu sebelum engkau memulai usaha itu? Mengapa engkau melalaikan-Nya, walau sedikit saja, sementara engkau lebih berfokus diri pada usahamu? Bukankah hal ini artinya engkau telah berlaku syirik pada-Nya? Naudzubillahi minzalik.
Sebaik-baik hamba adalah yang segera menyadari kesalahannya, yang dengannya dia menapaki hidup baru, ibarat menanam bunga di bukit nan subur. Semerbak harum mewangi sekitarnya. Pesona akan terlihat dan terpancar. Alamlah yang akan menjadi saksinya. Mari bersabar, berserah diri kepada-Nya. Jangan mengatur apa yang bukan seharusnya engkau mengatur di dalamnya. Allah tahu mana yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Maka, mulailah dari sini sebelum memulai yang lain.
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami.” (QS. ath-Thur: 48)
thank nice infonya sangat bermanfaat, silahkan kunjungi balik website kami http://bit.ly/2QK3RQE
BalasHapus